BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com___________BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com

Rabu, 15 Juni 2011

Jadwal Pertandingan Sepakbola PS.PERTANIAN

Turnamen Sepakbola Antar Dinas/Instansi  2011 Se-Kabupaten Cianjur
GROUP.G
Jadwal Pertandingan
Tanggal
Waktu
PS.PERTANIAN vs  Bank.Jabar
16 Juni 2011
15.30 wib
PS. PERTANIAN vs  BRI
23 Juni 2011
09.30 wib
PS.PERTANIAN vs  Dishutbun
28 Juni 2011
08.00 wib

Selasa, 07 Juni 2011

TANTANGAN PENYULUH TAK PERNAH SURUT

“Tidak ada penyuluhpun petani tetap bertani “  ungkapan ini adalah ungkapan yang picik dan sinis yang sering terlontar dari orang-orang yang tidak suka dengan kehadiran penyuluh.

Memang benar jika petani dibiarkan hanya sekedar bertani atau bercocok tanam tanpa kehadiran penyuluhpun pasti merka bertani, karena bertani sudah menjadi mata pencaharian mereka, tetapi apa jadinya jika petani di biarkan, tanpa bimbingan para penyuluh, mengingat inovasi teknologi tak pernah henti, tantangan pembangunan semakin berat seiring dengan perkembangan jaman, perubahan lingkungan gelobal dengan kebijakan perdagangan bebas harus diantisipasi dan dicermati oleh semua termasuk petani,  kebijakan pemerintah pun  harus dijewatahkan dan diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh petani sehinga mereka dapat merespon dan melaksankannya .  Itu semua menjadi tugas dan tanggung jawab para penyuluh. 
Menghadapi era globalisasi  dan  perdagangan bebas misalnya, para penyuluh  harus  mampu dan meyakinkan petani agar mereka dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi  dengan budidaya yang tidak merusak lingkungan dan  harga produk  bersaing dipasaran gelobal, Materi penyuluhan yang konvensional tradisional harus ditinggalkan dan beralih kepada materi-materi yang dapat menjawab tantangan pasar gelobal antara lain di antaranya dengan menerapkan   Good Agricultur Prakticec (GAP), Standar Operasional Prosedur  (SOP) dan Good handling Prakticec (GHP), Registrasi Kebun, registrasi produk adalah bagian dari materi penyuluhan kekinian.  Artinya penyuluh tidak bisa tingal diam menyaksikan ketertinggalanm petani , tetapi penyuluh harus cekatan dan responsive menghadapi tantangan global.
Contoh lain bagaimana tanntang penyuluh sekarang dan kedepan salah satunya adalah bahwa tugas  penyuluh adalah mengejawatahkan kebjakan pemerintah di Bidang Pembangunan Pertanian,  Jangan sampai ada penyuluh yang tidak paham apalagi tidak tahu empat sukses pembangunan pertanian 2010-214. Empat sukses  tersebut antara  lain swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, meningkatkan daya saing, nilai tambah  dan  eksport, dan peningkatan kesejahteraan petani.  Sukses pertama  adalah swasembada dan swasembada berkelanjutan.  Penyuluh ditantang  dia harus  mampu membimbing dan mendampingi petani agar mau dan bisa meningkatkan produktivitas  terutama lima komoditas utama yakni padi, jagung, kedelai, tebu dan ternak sapi. Sehingga pada tahun 2014 Indonesia bias swasembada daging dan swasembada berkelanjutan kelima komoditi tadi.  Untuk meningkatkan produktivitas tersebut sudah barang tentu harus dengan teknologi.  Teknologi itulah harus digali dan di cari melalui berbagai cara ; bertanya, membaca, membuka internet maupun dengan cara lain.  Dengan demikian penyuluh yang malas membaca, tidak mau bertanya,  gagap dengan teknologi  internet pasti dia akan ketinggalan demikian pula petani binaannya       
Sukses yang ke dua adalah diversifikasi pangan; Menjadi tantangan  baru bagi penyuluh untuk mengkapanyekan program diversifikasi pangan agar konsumsi beras menjadi turun dari 135 kg/kapita/tahun menjadi 100 kg/kapita/tahun. Penyuluh harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, banyak sumber karbohidrat lain yang setara  dengan beras, Penyuluh harus menguasai makanan bergizi, beragaam dan berimabangd .   Di samping harus menguasai dan berhasil meningkatkan produksi penyuluh dituntut  untuk memahami aspek   konsumsi dan distribusi, konsumsi berkaitan dengan ilmu gizi, penyuluh harus menguasai makanan Bergizi, Berimbang dan Beragam (3B) oleh karena penyuluh harus belajar ilmu gizi.     
Tantangan penyuluh berkaitan dengan sukses yang ketiga yakni meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor.  Terkait dengan ini penyuluh harus memahami spektrum agribisnis mulai dari sub sistem sarana produksi, proses produksi, pasca panen dan pengolahan hasil, pemasaran  dan jasa- jasa penunjang. Esensinya adalah bagaimana petani dapat memproduksi hasil pertanian yang aman dikonsumsi, diproduksi secara efisisen, dan tidak merusak lingkungan sehingga produk tersebut dapat bersaing dengan produk serupa yang dihasilkan oleh negara-negara lain. Ini bukan perkara mudah, dan hanya bisa dikerjakan  oleh penyuluh-penyuluh yang memilki dedikasi dan kompentensi, oleh karena itu maka segenap penyuluh harus meningkatkan aktualisasi dirinya  masing-masing tanpa harus menungu giliran kesempatan untuk di latih.
Terkait dengan sukses yang ke empat yaitu peningkatan kesejahteraan petani; lagi-lagi ini adalah tantangan yang terberat karena ukuran kesejahteraan adalah relatif dan indikatornya sangat komplek, kesejahteraan tidak hanya diukur oleh pendapatan tetapi banyak hal yang terkait.  Namun demikian peran penyuluh dalam mendukung sukses yang ke empat ini  sangatlah  besar di antara bagaimana membimbing petani agar mereka dapat mengatur  penggunaan pendapatannya secara rasional dan proporsional, bagaimana agar mereka bisa menabung dan lain-lain sehingga sedikit demi sedikit mereka makin mandiiri.
Uraian di atas hanya sebagaian kecil contoh dari tantangan yang harus di hadapi penyuluh pertanian di  masa kini dan  masa mendatang. Banyak tantangan-tantangan laian yag harus di jawab dengan keja keras, kerja cerdas dan kerja cermat, sehingga tidak ada alasan bagi seorang penyuluh untuk  merasa kehabisan materi penuyuluhannya kecuali mereka  yang  malas.

Penulis : Ir.H.Arifin,M.Si (Penyuluh BP4K Cianjur).

Sabtu, 04 Juni 2011

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR

Besarnya jumlah penduduk di Kabupaten Cianjur yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang perekonomian, dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi daerah ke depan. Untuk membangun pertanian yang maju dibutuhkan SDM yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya.  SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian (petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat. Karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan efisien, di antaranya adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta usahanya. Diantaranya penanaman  nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasikan sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian di pedesaan agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh petugas penyuluh pertanian.  Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh. Bertani  lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat (better enviroment).
Penyuluhan pertanian di Kabupaten Cianjur dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk:
  1. Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan;
  2. Membantu mereka menemukan masalah;
  3. Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah;
  4. Membantu mereka mengambil keputusan, dan
  5. Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya.
 Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri. Ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa.
Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah (PAD). 
 Dengan memperhatikan arah pembangunan di Kabupaten Cianjur, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat di sektor pertanian.
Sehingga  kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian, bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri. Tetapi  juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar. Dan  mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya peran penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas.
 Upaya mencapai itu semua diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang baik. Selanjutnya  dibutuhkan kelembagaan, ketenagaan yang kompeten, mekanisme dan tata kerja yang jelas termasuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang efektif dan pembiayaan yang memadai.
UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) sebagai wujud revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur penyelenggaraan penyuluhan yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut menghendaki kearifan lokal dari otonomi daerah.  
Ke depan peran penyuluhan pertanian diposisikan pada posisi yang strategis tak terkecuali di Kabupaten Cianjur. Dimana kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan bupati, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terkoordinir dan bisa berjalan efektif dan efisien.
 Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan daerah di Kabupaten Cianjur dan untuk membangunnya perlu ditunjang dengan SDM yang berkualitas (termasuk didalamnya para penyuluh). 
Dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan (khususnya beras) di Kabupaten Cianjur, perlu dilakukan upaya perluasan areal tanam, peningkatan indeks pertanaman dan menggenjot produktivitas tanaman padi. Namun hal yang cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani padi perlu diperhatikan. 
 Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan pilihan dengan produk komoditi usaha tani yang lain yang lebih menguntungkan. Karena itu petani padi kita perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date. Agar  tumbuh motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk maju demi masyarakat Kabupaten Cianjur khususnya. 
 Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang cukup strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengatur penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya agar dapat diimplementasikan, tentunya menghendaki adanya kearifan lokal dari otonomi daerah.
 Di sisi lain produktivitas tanaman padi memiliki peluang yang lebih besar untuk ditingkatkan melalui pergantian varietas dengan varietas unggul baru (VUB). Penerapan  teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan memasyarakatkan pengembangan tanaman padi hibrida. Jika ketiga peluang ini dapat dilaksanakan dengan baik, niscaya kebutuhan beras di Kabupaten Cianjur khususnya dan untuk Jawa Barat secara keseluruhan dapat dipenuhi dari produksi daerah sendiri.

Oleh :
Dandan Hendayana,SP
Penyuluh Pertanian BP4K  Kabupaten Cianjur
 (Disarikan dari berbagai sumber)
Cianjur, 10 Agustus 2010

Jumat, 03 Juni 2011

Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap Tanaman

1.         Pengaruh Suhu dan Radiasi Matahari
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman.
Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi. Produksi gugus karbohidrat netto harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.
Fotosintesis : 6H2O + 6CO2 + Energi PAR → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Respirasi : C6H12O6 + O2 → 6O2 + 6H2O + Energi
Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya, gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu udara dan suhu tanah. Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di sekeliling tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan respirasi dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai pendukung (cofactors).
Radiasi surya (matahari) terdiri atas :
·         intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2)
Radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan, kuantitas produksi dan mutu hasil panen.
·         intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen)
adalah ketersediaan cahaya sebagai sumber energi untuk pembuatan karbohidrat.
·         lama penyinaran (jam/hari, %)
·         panjang hari (jam/hari).
Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada proses fisiologi tanaman seperti : bukaan stomata (mulut daun), laju transpirasi, laju penyerapan nutrisi dan air, fotosintesa dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh proses diatas. Jika melewati titik optimum maka proses tersebut mulai  dihambat baik secara fisik maupun kimia, dan menurunnya aktivitas enzim). 
2.         Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembenihan alamiah. Namun  kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama san penyakit yang akan sangat merugikan.
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin. Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s). Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan 180°, timur 90°, barat 270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari darat menuju lautan dan angin laut, yaitu angin yang menuju darat dari lautan.
3.         Pengaruh Curah Hujan
Curah hujan (mm) mempengaruhi tanaman melalui  proses evaporasi (proses kesediaan air pada pori-pori tanah yang menguap karena peningkatan suhu dan radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan air akibat proses evaporasi. Fungsi air bagi tanaman :
·         Penyusun tubuh tanaman sekitar 70% - 90 %
·         Sebagai pelarut dan media reaksi biokimia pada tanaman
·         Medium (perantara) pembawa senyawa (molekul) nutrisi/hara (seperti ; nitrogen/kalium/kalsium/fosfor,dll) bagi tanaman.
·         Berperan pada proses pembelahan sel pada tanaman
·         Sebagai bahan baku foto sintesa
·         Menjaga suhu tanaman agar tetap konstan
4.         Pengaruh Kelembaban udara
Perkembangan hama dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Yaitu oleh temperatur, kelembaban udara dan fotoperiodisitas (perbedaan lamanya siang dan malam) berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, lama hidup, serta kemampuan diapause (masa hibernasi atau aestivasi ) serangga.
Hibernasi ; masa istirahat hewan/binatang di musim dingin/ hujan.
Aestivasi : masa istirahat hewan/binatang di musim panas/kemarau.
Catatan : Pengaruh kejadian iklim ekstrim sering kali menstimulasi ledakan (outbreak) beberapa hama dan penyakit utama tanaman padi, seperti tikus, penggerek batang, wereng coklat dan tungro.
5.         Pengaruh Tekanan Udara
Pengaruh tekanan udara terhadap tanaman mungkin tidak bersifat langsung. Tekanan udara mempengaruhi terhadap proses penyediaan lengas tanah (cadangan air pada permukaan atas tanah) melalui proses pengembunan uap air diudara.  Jika tanah mempunyai lengas tanah yang tinggi, maka akan membantu proses perkecambahan benih tanaman yang ditanam di atas permukaan tanah.  Penurunan cadangan lengas tanah bisa dihindari dengan memasang mulsa, dan tanaman peneduh agar suhu udara dan suhu tanah tidak meningkat yang dapat memacu peningkatan penguapan air pada permukaan tanah (evaporasi).

Penulis : Dandan Hendayana (penyuluh bp4k cianjur)
Sumber bacaan : dari berbagai sumber

Rabu, 01 Juni 2011

Seleksi Sapi Potong Pejantan untuk Keberhasilan PSDS 2014


Kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi potong pada suatu kawasan, perlu didukung dengan sosialisasi tentang pengetahuan seleksi sapi potong pejantan agar dapat menghasilkan bibit sapi potong yang berkualitas.
Keberhasilan pengembangan sapi potong sangat tergantung dari pemahaman petani tentang pengetahuan seleksi sapi potong pejantan di daerah kawasan pengembangan sapi potong. Saat ini kondisi pembibitan sapi potong masih sangat sederhana, dilakukan dalam skala usaha kecil dengan manajemen budidaya peternakan rakyat, melalui penerapan teknologi sederhana dan belum menerapkan sistem usaha agribisnis.
Masih rendahnya teknologi yang diterapkan petani dalam mengembangkan populasi sapi potong perlu didukung dengan sosialisasi kebijakan yang berkesinambungan tentang pembibitan sapi potong sebagaimana peraturan Menteri Pertanian No 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi potong yang baik (Good Breeding Practice).
Seleksi Bibit Sapi Potong Pejantan
Usaha pembibitan sapi potong umumnya masih dilakukan secara peternakan rakyat dengan ciri usaha skala kecil, pemanfaatan teknologi sederhana dan penerapan sistem usaha belum berorientasi agribisnis. Oleh karena itu, untuk pengembangan usaha sapi potong, diperlukan sosialisasi dan dukungan yang berkesinambungan pada petani pembibitan sapi potong tentang pengetahuan seleksi bibit sapi potong pejantan.
Seleksi sapi potong pejantan adalah kegiatan memilih sapi potong jantan karena memiliki keunggulan yang diharapkan dapat diturunkan kepada anak sapi potong keturunannya. Melalui pemeriksaan dan/atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknologi tertentu.
Sapi potong pejantan yang akan digunakan sebagai calon bibit harus memenuhi persyaratan teknis sebagaimana peraturan Menteri Pertanian nomor 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang pembibitan sapi yang akan terkait dengan kualitas sapi potong dalam menghasilkan produksi keturunan anak sapi (pedet).
Persyaratan umum yang harus diterapkan dalam pembibitan sapi yakni: 1) Sapi bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya; 2) Sapi bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.
Sumber : sintan online /www.sinartani.com-31 Mei 2011.

Berita Kita

Posting Populer