BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com___________BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com

Senin, 17 Oktober 2011

Sudahkah Anda menjadi seorang penyuluh yang berhasil?

Mari sejenak kita merenung, setelah seharian lelah bekerja mendampingi dan memfasilitasi saudara-saudara kita para petani . Anda tentu tidak ingin aktivitas penyuluhan Anda sehari-hari sia-sia dan tanpa makna, bukan?  Saya percaya siapapun Anda para penggiat pembangunanpertanian terutama Anda penyuluh pertanian ingin agar pekerjaan yang anda kerjakan selama ini berhasil, bukan?
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan dan Anda laksanakan selama menjalani aktivitaspenyuluhan dan bergaul dengan para petani di lapangan.  Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat membantu Anda untuk mengukur apakah aktivitas penyuluhan yang Anda lakukan disebut berhasil atau tidak.
1.     Apakah Anda sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan penyuluhan kepada para petani? Keberhasilan penyuluhan yang Anda sangat ditentukan oleh bagaimana tingkat usaha Anda melakukan aktivitas ini, apakah Anda sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menerapkan berbagai macam metode penyuluhan atau tidak?   Atau barangkali belum berhasilnya Anda menttransfer adopsi inovasi teknologi kepada petani karena tingkat usaha kita yang masih belum sesuai harapan.  Yang jelas sebelum kita mengevaluasi tingkat penerimaan petani terhadap suatu inovasi tertentu kita harus mengevalusi tingkau usaha kita, sudah maksimal, setengah-setengah atau bahkan masih kurang.
2.     Apakah Anda sudah melaksanakan aktivitas penyuluhan dengan berorientasi pada klien yaitu para petani? Keberhasilan Anda melaksanakan aktivitas penyuluhan dan mengamankan proses adopsi inovasi teknologi berkorelasi positif dengan sejauhmana ia mampu melaksanakan aktivitas penyuluhan dengan berorientasi pada klien yaitu oreientasi pada petani.  Penyuluh yang lebih berorientasi pada petani dengan sendirinya mempunyai gap yang lebih sempit dengan petaninya dan dengan sendirinya kredibilitasnya lebih tinggi di mata para petani.
3.     Apakah Anda sudah menyesuaikan aktivitas penyuluhanya dengan kebutuhan petani?  Keberhasilan aktivitas penyuluhan ditentukan oleh sejauhmana penyuluh menyesuaikan dengan kebutuhan para petani binaanya.   Semakin sesuai dengan derajat kebutuhan petani maka dimungkinkan peluang keberhasilanya akan semakin tinggi.  Oleh karena seorang penyuluh harus mampu mengemas materi penyuluhanya menjadi sesuatu yang memang dibutuhkan oleh petani atau paling tidak bersentuhan dengan apa yang dibutuhkan oleh petani.
4.     Apakah Anda selama melaksanakan Aktivitas penyuluhanya sudah dilaksanakan dengan penuh empati? Empati adalah sejauhmana seorang penyuluh dapat menempatkan dirinya ke dalam peran orang lain dalam hal ini adalah petani.  Empati penyuluh terhadap para petani binaanya bukanlah sesuatu yang mudah, terutama ketika kondisi para petani itu sendiri sangat jauh berbeda dengan penyuluh sendiri.  Empati inilah yang sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan dalam melaksanakan aktivitas penyuluhan.
5.     Apakah Anda sudah melakukan proses “homofili” dengan kalangan petani binaan Anda? Homofili adalah kondisi sejauhmana sepasang individu yang saling berhubungan adalah serupa.  Sedangkan Heterofili adalah kondisi yang sebaliknya.  Pada umumnya penyuluh kondisinya berbeda dengan petani sebagai klienya  dan biasanya ia akan memiliki kontak yang paling banyak dengan klien yang serupa atau memiliki kesamaan paling banyak dirinya.  terutama dalam hal status sosial, partisipasi sosial, tingkat pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan, karena memang komunikasi yang effektif akan terjadi ketika kedua belah pihak homofili satu sama lain.  Hal ini sedikit banyak merupakan masalah tersendiri karena biasanya klien yaitu para petani yang paling banyak membutuhkan bantuan penyuluha adalah yang berada di kalangan bawah yang justru memiliki tingkat heterofilipaling tinggi dengan penyuluh.  Untuk mengatasi maslah seperti ini, seorang penyuluh dapat melibatkan orang lain yang dianggap mampu yang berasal daari salah satu dari mereka sebagai semacam kader yang memiliki tingkat kehomofillian yang  lebih tinggi dengan para petani binaan kita sehingga komunikasi dalam aktivitas penyuluhan maupun proses adopsi inovasi akan meningkat effektivitasnya.
6.     Bagaimana kontak Anda selama menjalankan aktivitas penyuluhan dengan para petani?Kontak selama aktivitas penyuluhan sangatlah penting terutama kontak dengan kalangan bawah (lower status).  Para petani yang berada di kalangan bawah pada umumnya kondisinya berbeda dengan kondisi penyuluh, kondisi ini dapat menghalangi effektivitas komunikasi.  Penyuluh yang pada umumnya merupakan karyawan pemerintah biasanya tidak langsung dipercaya oleh klien terutama yang berad di kalangan bawah.  Terlebih lagi pada umumnya petani yang berada di kalangan bawah ini seringkali tidak mempunyai sumberdaya yang diperlukan untuk dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan penyuluh.  Banyak penyuluh yang tidak berusaha untuk melakukan  kontak dengan klien kalangan bawah karena mereka dipandang tidak responsif terhadap usaha-usaha yang dilakukan penyuluh.  Stereotip  ini juga menghambat penyuluh untuk melakukan kontak dengan mereka.   Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar kalangan bawah dan least inovatif client ini lebih banyak kontak dengan penyuluh adalah dengan memilih penyuluh yang mempunyai kemiripan dengan kalangan ini, hal ini dapat dilakukan dengan cara mempekerjakan atau memilih satu satu dari mereka menjadi kader untuk membantu proses komunikasi sehari-hari dan mengeffektifkan aktivitas penyuluhan.
7.     Bagaimana dengan kredibilitas Anda sebagai penyuluh? Dimana-mana kredibilitas sangat penting, keberhasilan Anda sebagai penyuluh salah satunya ditentukan oleh faktor ini.  Walaupun Anda sudah semaksimal mungkin melaksanakan aktivitas penyuluhan tetapi kalau anda dipandang tidak kredibel oleh para petani, maka peluang ketidakberhasilnya juga tinggi.  Sebagaimana yang kita ketahui kredibilitas ada dua yaitu kredibilitaskompetensi (competency credibility) dan kredibilitas keamanan (safety credibilty).   Kredibiltaskompetensi adalah derajat sejauhmana suatu sumber komunikasi atau saluran komunikasi dipandang memiliki pengetahuan dan tingkat keahlian yang tinggi.  Sedangkan kredibilitas keamanan dipandang sebagai derajat suatu sumber  atau saluran komunikasi dipandang aman untuk dipercaya.   Biasanya penyuluh yang berasal dari kalangan mereka sendiri (near-peer) memiliki kredibilitas keamanan yang lebih tinggi.  Idealnya seorang penyuluh harus memiliki kedua kredibilitas tersebut secara seimbang.  Artinya ia boleh saja homofili dengan sistem yang dianut petani binaanya (sosial, ekonomi, kesukuan atau lainya) namun ia harus memiliki heterofili dalam hal kompetensi teknis yang akan didifusikan kepada para petani.
8.     Apakah anda sudah mengikutsertakan para tokoh masyarakat di lokasi binaan anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan? Salah satu yang menentukan keberhasilan penyuluhan adalah sejauhmana ia mampu mengikutsertakan para pemuka masyarakat di lokasi binaanya dalam aktivitas penyuluhan.  Pemuka masyarakat bisa berupa kontak tani, petani maju, tokoh agama, aparat desaataupun tokoh masyarakat lainya.  Penyuluh seperti yang kita ketahui memiliki keterbatasan baik waktu maupun tenaga.  Strategi yang dijalankan adalah dengan memusatkan komunikasi dengan para pemuka masyarakat ini, sehingga dapat mengendalikan keterbatasan sumberdaya penyuluh dan bahkan meningkatkan effektifitas difusi inovasi.  Dengan memanfaatkan bantuan pemuka masyarakat ini penyuluh mendapat perlindungan dari sponsor lokal.  Jaringan pesan dari para pemuka masyarakat ini dianggap kredibel dalam meyakinkan para petani (kelompok ataupun perorangan) untuk mengadopsi suatu inovasi.
Mudah-mudahan dengan memperhatikan beberapa pertanyaan di atas Anda bisa mengevaluasi sejauhmana aktivitas penyuluhan yang sudah dilakukan.  Beberapa pertanyaan tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi dan perencanaan penyuluhan yang lebih effektif dan effisien sehingga kinerja penyuluh sebagai ujung tombak dapat ditingkatkan serta bisa memberikan kontribusi yang berarti dalam pembangunan pertanian.
Saya sangat berterima kasih apabila Anda bisa berbagi pendapat dengan sahabat-sahabat semua disini.  Ada komentar, pendapat maupun kritik atau saran silahkan berbagi disini

Rabu, 12 Oktober 2011

Gas Rumah Kaca,Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Gas Rumah Kaca (GRK)

Berdasarkan Protocol Kyoto ditetapkan 6 jenis gas rumah kaca yang berperan sebagai penyerap energi radiasi matahari yang semestinya energi radiasi matahari tersebut dipantulkan kembali ke ruang angkasa, akan tetapi karena adanya gas-gas rumah kaca tersebut maka energi radiasi matahari tertahan di lapisan atmosfer dan menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas tersebut diantaranya adalah CO2 (Karbon Dioksida), CH4 (Metana), N2O (Nitrogen Oksida), HFCs (Hydrofluorokarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride). Sebenarnya atmosfer bumi sudah memiliki unsur gas rumah kaca alamiah seperti uap air H2O). Tanpa kehadiran gas rumah kaca tersebut maka suhu muka bumi dapat lebih rendah sekitar 20 - 25odaripada suhu bumi saat ini, suatu keadaan yang sangat tidak nyaman bagi mahluk di muka bumi.
Penumpukan gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia menyebabkan daya serap terhadap radiasi matahari di atmosfer semakin bertambah. Proses terjadinya penumpukan energi matahari di atmosfer akibat kehadiran gas-gas rumah kaca tersebut dikenal sebagai efek rumah kaca. Istilah gas rumah kaca dan efek rumah kaca mengacu pada sifat proses terperangkapnya sinar matahari pada penerapan teknologi rumah kaca di negara-negara lintang tinggi. Pada wilayah tersebut rumah kaca dibuat untuk membuat suasana menyerupai daerah tropis dengan suhu dan kelembaban yang terjaga.
Peristiwa efek rumah kaca terjadi karena sinar matahari di atmosfer menggetarkan molekul gas-gas rumah kaca tersebut sehingga energi radiasi matahari terserap oleh molekul tersebut. Celakanya waktu hidup molekul tersebut di atmosfer dapat bertahan dalam waktu yang lama sekitar 150 hingga 200 tahun sehingga dalam waktu yang lama tersebut dapat terus menyerap energi dan terjadi proses efek rumah kaca. Dalam waktu yang lama tersebut efek rumah kaca terus terjadi dan mengakumulasi energi radiasi matahari yang terserap di atmosfer. Karena berat jenis dari molekul gas-gas rumah kaca jauh lebih besar dari berat jenis molekul udara umumnya dan menyebabkan posisi molekul gas-gas rumah kaca tersebut lebih berada di atmosfer bawah maka peristiwa pemanasan global lebih intensif terjadi di lapisan bawah atmosfer atau di permukaan bumi. Dari tahun ketahun konsentrasi gas-gas rumah kaca mengalami peningkatan, tidak hanya secara global akan tetapi konsentrasi gas-gas rumah kaca di Indonesia juga mempunyai kecenderungan naik.

Pemanasan Global

Pemanasan global ditandai kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan bumi dan lautan sejak pertengahan abad ke-20 dan diproyeksikan akan terus berlangsung. Menurut Laporan Kajian ke-Empat oleh IPCC tahun 2007, suhu permukaan global meningkat sebesar 0,74 0,32oC (1,33 0,32 o 

Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan global yang melibatkan unsur aktivitas manusia dan alamiah. Peristiwa alamiah yang memberi pengaruh positif dan negatif pada pemanasan global adalah letusan gunung berapi, dinamika iklim di atmosfer dan lautan serta pengaruh dari luar bumi seperti gejala kosmis dan ledakan di permukaan matahari.

Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia merupakan hasil dari perubahan jumlah dan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer dan juga karena menurunnya daya serap gas-gas rumah kaca yang sudah terdapat di atmosfer bumi. Pada kasus kedua, peristiwa pemanasan global dapat di-mitigasi (dikurangi) dengan menambah daya serap gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Tanda-tanda utama pemanasan global adalah kenaikan suhu muka bumi, peningkatan muka air laut dan melelehnya lapisan es di daratan muka bumi. Kenaikan suhu muka bumi terjadi di darat dan laut yang juga menyebabkan naiknya suhu udara muka bumi. Salah satu akibat kenaikan suhu muka bumi adalah melelehnya lapisan es di muka bumi. Proses melelehnya lapisan es tersebut akan menyebabkan kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut disebabkan oleh dua hal yaitu tambahan volume air di laut akibat aliran lelehan es di daratan dan akibat pemuaian molekul air oleh peningkatan suhu muka laut. Untuk wilayah pesisir, ancaman kenaikan muka air laut akibat pemanasan global dapat terjadi untuk waktu yang sangat lama.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan perubahan baik pola maupun intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan (biasanya terhadap rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian cuaca ekstrim, berubahnya pola musim dan peningkatan luasan daerah rawan kekeringan. Perubahan iklim merupakan perubahan pada komponen iklim yaitu suhu, curah hujan, kelembaban, evaporasi, arah dan kecepatan angin, dan perawanan.

Pengertian perubahan Iklim menurut berbagai sumber : a. UU No. 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. 
b. Pemahaman petani Perubahan Iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering tidak menentu sehingga dapat mengganggu kebiasaan petani (pola tanam) dan mengancam hasil panen.
 
c. Pemahaman nelayan Perubahan iklim adalah susahnya membaca tanda-tanda alam (angin, suhu, astronomi, biota, arus laut) karena terjadi perubahan dari kebiasaan sehari-hari, sehingga nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan jenis tangkapan.
 
d. Pemahaman masyarakat umum Perubahan iklim adalah ketidakteraturan musim.


III.1 Fakta Adanya Perubahan Iklim di Indonesia
Kejadian pemanasan global bukan saja telah mempengaruhi iklim secara global, namun juga mempengaruhi iklim di Indonesia. Berikut ini beberapa data dan fakta terjadinya perubahan iklim di Indonesia.
1. Perubahan Curah Hujan Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan peluang kejadian hujan ekstrim di beberapa wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, peluang kejadian hujan ekstrim dengan intensitas mencapai 500 mm/bulan selama periode tahun 1970 - 1999 meningkat hingga 13%. Padahal, selama periode tahun 1900 - 1929, peluang kejadian hujan ektrim di ketiga wilayah tersebut hanya 3%.
2. Pergeseran Musim Perubahan iklim dapat menyebabkan adanya pergeseran musim. Di Indonesia, musim mengalami pergeseran baik pada awal musim maupun panjang musim. Pergeseran tersebut terjadi dimusim kemarau dan musim hujan, baik maju maupun mundur. Pergeseran musim di Indonesia salah satunya telah teramati di pulau Jawa yang didasarkan pada data pengamatan selama 30 tahun yaitu periode tahun 1971-2000 dan periode tahun 2001-2010. Pergeseran musim di pulau Jawa terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Berdasarkan data pengamatan 30 tahun periode 1971-2000, musim hujan di pulau Jawa mengalami pergeseran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Pola musim hujan di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagian besar mengalami pergeseran maju 3-4 dasarian, di wilayah Tangerang-Banten dan sekitarnya maju 1-2 dasarian dan Jawa Timur bagian timur mengalami pergeseran maju 1-2 dasarian. Sedangkan pola musim hujan yang bergeser mundur terjadi di Banten dan DKI dimana pergeserannya bervariasi antara 1-2 dasarian hingga 3-4 dasarian. Kemudian untuk wilayah Jawa Timur pergeseran mundur 1-2 dasarian.
Selain musim hujan, pergeseran juga terjadi pada musim kemarau seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Pergeseran musim kemarau di pulau Jawa sebagian besar mengalami mundur 1-2 dasarian seperti di daerah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan di beberapa lokasi mundur 3-4 dasarian. Sedangkan pada ZOM 1, 21, 25, 27, 33, 73, 45, 50 dan 63 pola musim kemarau bergeser maju 1-2 dasarian, sedangkan untuk ZOM 60 musim kemarau bergeser maju 3-4 dasarian.
3. Perubahan Suhu Data pengamatan suhu udara rata-rata di Jakarta periode tahun 1956-2001 menunjukkan kecenderungan (trend) naik. Secara rata-rata, suhu udara di Jakarta mengalami peningkatan sebesar 0.7 oC/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan suhu udara bukan hanya terjadi secara global namun juga pada lokasi spesifik seperti Jakarta.

Berita Kita

Posting Populer