BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com___________BP4K Kabupaten Cianjur Jalan Raya Bandung No. 61 CIANJUR Tlp/Fax (0263) 261156 E-Mail : bp4kcianjur@gmail.com

Kamis, 17 November 2011

10 RAHASIA MEMPERBANYAK ANAKAN PADI

Salam Pertanian!! Banyak anak banyak rejeki, falsafah ini sangat pas jika diterapkan dalam ilmu budidaya tanaman padi. Semakin banyak anakan produktif tanaman padi diharapkan akan semakin banyak malai yang terbentuk dan akhirnya diharapkan semakin banyak peningkatan produksi yang kita peroleh. Oleh karena banyaknya anakan produktif merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas tanaman padi selain banyaknya bulir isi pada tiap malai.
Banyak sekali teori dan pengalaman dalam ilmu pertanian berbeda daerah berbeda bdaya beda orang beda cara, demikian pula banyak sekali tips, teori dan metode untuk memperbanyak anakan tanaman padi. Kali ini Gerbang Pertanianakan membagikan sedikit pengalaman kepada pembaca semua bagaimana caranya untuk memperbanyak anakan produktif tanaman padi. Informasi ini kami peroleh dari berbagai sumber dan pengalaman dilapangan.
  1. Tanamlah bibit padi muda. Menurut informasi yang maspary peroleh semakin muda umur bibit padi akan semakin potensi memproduksi anakan yang lebih banyak. Umur terbaik untuk tanam padi adalah antara 10 – 18 hss (hari setelah sebar).
  2. Aplikasi pupuk Phospat seperti SP36 seawal mungkin (kalau perlu sehari atau 2 hari sebelum tanam). Pupuk SP36  membutuhkan waktu yang agak lama untuk bisa terserap oleh akar tanaman, oleh karena itu pemberian SP36 harus seawal mungkin. Salah satu fungsi unsur P yang terkandung dalam SP36 adalah merangsang pembentukan akar, oleh karena itu  maspary menganjurkan pemberian unsur P saat vase pembentukan anakan supaya anakan yang terbentuk bisa diimbangi dengan akar yang sehat, kuat dan panjang.
  3. Aplikasi pupuk Nitrogen seperti urea seawal mungkin. Maksimal 5 hari setelah tanam harus sudah diberikan. Unsur Nitrogen merupakan salah satu kunci utama dalam membantu pembentukan anakan, oleh karena itu saat proses pembentukan anakan jangan sampai belum tersedia unsur ini.
  4. Jangan tanam bibit padi terlalu dalam. Cukup 1-2 cm saja sudah cukup. Ini juga merupakan poin penting untuk meningkatkan jumlah anakan produktif tanaman padi. Tanam bibit padi yang terlalu dalam akan menghabiskan energi tanaman padi untuk menembus tanah penutupnya. Cuma didaerah maspary yang menjadi kendala adalah tukang tanamnya yang sulit melaksanakan, yach….. karena terbiasa tanam dalam. Pernah saya menanyakan pada tukang tandur (tukang tanam) kenapa kalau tanam harus dalam, mereka menjawab katanya kalau nggak dalam nggak enak pak!!
  5. Pengairan yang tidak selalu tergenang. Jaga pemberian air pada tanaman padi secara periodik diairi lalu dibiarkan sampai kering (tanahnya pecah rambut) lalu diairi lagi demikian seterusnya.
  6. Penggunaan varietas unggul seperti benih padi unggul B3. Setiap varietaspasti akan mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dalam membentuk anakan yang produktif.
  7. Jarak tanam jangan terlalu rapat, apalagi jika tanahnya subur. Walaupun anakan terbentuk banyak akan tetapi jika jaraknya terlalu rapat biasanya anakan tersebut menjadi kurang produktif. Kalau bisa gunakan sistem tanam jajar legowo seperti yang telah Gerbang Pertanian tulis beberapa waktu yang lalu. Tetapi jika jarak tanamnya menggunakan 40 cm gak perlu pake sistem legowo lagi.
  8. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (hormon tanaman) terutama yang mengandung sitokinin dan giberelin. Menurut maspary poin nomor 8 ini hanyalah opsional, jadi merupakan faktor pendukung saja yang boleh dlakukan dan boleh tidak. Jika mau diberikan sebaiknya bersamaan saat pemupukan oleh karena itu berikan ZPT yang bentuknya padat seperti ZPT Organik yang Gerbang Pertanian telah sediakan. Boleh juga disemprotkan saat umur 15 hst.
  9. Pemberian pupuk organik padat sebagai penyubur dan pembenah tanah. Ini berhubungan erat dengan kondosi kesuburan tanah anda dan proses penyerapan unsur hara yang akan diberikan pada tanaman. Oleh karena itu jumlahnya sangat relatif tergantung kondisi tanah masing-masing petani.
  10. Waspada terhadap hama dan penyakit. Hama yang punya potensi mengurangi anakan antara lain keong mas, sundep dan tikus. Sedangkan penyakit yang membahayakan saat pembentukan anakan padi adalah penyakit busuk pangkal batang padi. Untuk mengatasi semua itu Maspary telah membahasnya semua. Coba telusuri saja di kotak pencarian pada blog Gerbang Pertanian pojok kanan atas.
Ternyata untuk memperbanyak anakan produktif pada tanaman padi tidak mudah ya…. banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi. Barangkali ada rekan-rekan Gerbang Pertanian yang punya tips lain yang lebih mudah untuk memproduksi anakan produktif tanaman padi silahkan hubungi maspary. Kita sharingkan ke teman-teman petani yang lain agar bisa membantu mereka dalam meningkatkan produksinya.
Semoga sedikit tulisan yang terbentuk dari buah pikiran dan pengalaman dari maspry ini bisa memberikan jawaban kepada petani atas persoalan peningkatan produksivitas tanaman padi di Indonesia.

Salam Pertanian!!
Maspary

Jumat, 11 November 2011

Mengapa Penyuluh Pertanian Kurang Mendapatkan Perhatian dari Petani? (Sebuah catatan otokritik )

Banyak orang menyangka dan menduga-duga bahwa penyuluh saat ini kurang “dibutuhkan” oleh petani. Mengapa hal ini terjadi? Jika dugaan/asumsi ini benar adanya maka,sunggguh suatu kenyataan yang suram tentang potret kinerja penyuluh yang tengah mendapat sorotan. Akan tetapi sebagai seorang tenaga profesional tentu kita harus menghadapi kritikan ini dengan bijak dan wajar. Bahkan sudah saatnya kita mengadakan sebuah otokritik apakah ada yang kurang dengan performa kinerja penyuluhan saat ini. Jikalau ini memang benar adanya maka kita secepatnya untuk mengadakan perbaikan.  Jika peran penyuluh kurang mendapatkan perhatian petani,maka bisa diartikan petani tidak membutuhkan lagi kehadiran penyuluh.

Bagaimana menjadikan agar petani butuh terhadap kehadiran penyuluh, maka jawabannya adalah penyuluh harus tampil sebagai sosok yang mampu memberikan jawaban atas segala permasalahan pertanian yang dihadapi petani.

Untuk bisa menjangkau peran ini, diperlukan keahlian yang memadai agar penyuluh nantinya sangat diharapkan kehadirannya oleh petani.

Hal- hal yang harus diperhatikan dan ditingkatkan yang bekaitan dengan keahlian penyuluh tersebut diantaranya :
1. Kapasitas pengetahuan dan kemampuan akademis yang memadai sesuai dengan kebutuhan bidang keilmuan penyuluhan.
Seorang penyuluh yang handal tentunya harus ditunjang dengan kemampuan daya intelenjensi yang memadai dengan menguasai beberapa bidang keilmuan yang relevan, misalnya ; pengetahuan bidang agronomi, sosial ekonomi, komunikasi sosial, psikologi sosial , manajemen, dll.  
2.  Kemampuan menerapkan standar proses dan standarisasi hasil kinerja yang dapat memuaskan klien (petani)
Dalam hal ini seorang penyuluh harus mampu menerapkan tata cara dan mekanisme kerja yang sistematis, efisien, dan efektif  sehingga mampu mencapai target dan capaian-capaian pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks permasalahan yang dihadapai oleh petani.
3.    Kemampuan integritas dan aplikasi norma-norma sosial yang positif.  
Aspek norma dan kemampuan integritas menyangkut terhadap kapasitas pribadi  seorang penyuluh yang mampu memberikan contoh keteladanan, dan mampu memberikan karakter sosial yang positif. Sehingga mampu menumbuhkan wibawa dan kepercayaan terhadap petani.  

Penulis : Dandan Hendayana,SP (Penyuluh BP4K Kab.Cianjur)

Senin, 17 Oktober 2011

Sudahkah Anda menjadi seorang penyuluh yang berhasil?

Mari sejenak kita merenung, setelah seharian lelah bekerja mendampingi dan memfasilitasi saudara-saudara kita para petani . Anda tentu tidak ingin aktivitas penyuluhan Anda sehari-hari sia-sia dan tanpa makna, bukan?  Saya percaya siapapun Anda para penggiat pembangunanpertanian terutama Anda penyuluh pertanian ingin agar pekerjaan yang anda kerjakan selama ini berhasil, bukan?
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan dan Anda laksanakan selama menjalani aktivitaspenyuluhan dan bergaul dengan para petani di lapangan.  Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat membantu Anda untuk mengukur apakah aktivitas penyuluhan yang Anda lakukan disebut berhasil atau tidak.
1.     Apakah Anda sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan penyuluhan kepada para petani? Keberhasilan penyuluhan yang Anda sangat ditentukan oleh bagaimana tingkat usaha Anda melakukan aktivitas ini, apakah Anda sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menerapkan berbagai macam metode penyuluhan atau tidak?   Atau barangkali belum berhasilnya Anda menttransfer adopsi inovasi teknologi kepada petani karena tingkat usaha kita yang masih belum sesuai harapan.  Yang jelas sebelum kita mengevaluasi tingkat penerimaan petani terhadap suatu inovasi tertentu kita harus mengevalusi tingkau usaha kita, sudah maksimal, setengah-setengah atau bahkan masih kurang.
2.     Apakah Anda sudah melaksanakan aktivitas penyuluhan dengan berorientasi pada klien yaitu para petani? Keberhasilan Anda melaksanakan aktivitas penyuluhan dan mengamankan proses adopsi inovasi teknologi berkorelasi positif dengan sejauhmana ia mampu melaksanakan aktivitas penyuluhan dengan berorientasi pada klien yaitu oreientasi pada petani.  Penyuluh yang lebih berorientasi pada petani dengan sendirinya mempunyai gap yang lebih sempit dengan petaninya dan dengan sendirinya kredibilitasnya lebih tinggi di mata para petani.
3.     Apakah Anda sudah menyesuaikan aktivitas penyuluhanya dengan kebutuhan petani?  Keberhasilan aktivitas penyuluhan ditentukan oleh sejauhmana penyuluh menyesuaikan dengan kebutuhan para petani binaanya.   Semakin sesuai dengan derajat kebutuhan petani maka dimungkinkan peluang keberhasilanya akan semakin tinggi.  Oleh karena seorang penyuluh harus mampu mengemas materi penyuluhanya menjadi sesuatu yang memang dibutuhkan oleh petani atau paling tidak bersentuhan dengan apa yang dibutuhkan oleh petani.
4.     Apakah Anda selama melaksanakan Aktivitas penyuluhanya sudah dilaksanakan dengan penuh empati? Empati adalah sejauhmana seorang penyuluh dapat menempatkan dirinya ke dalam peran orang lain dalam hal ini adalah petani.  Empati penyuluh terhadap para petani binaanya bukanlah sesuatu yang mudah, terutama ketika kondisi para petani itu sendiri sangat jauh berbeda dengan penyuluh sendiri.  Empati inilah yang sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan dalam melaksanakan aktivitas penyuluhan.
5.     Apakah Anda sudah melakukan proses “homofili” dengan kalangan petani binaan Anda? Homofili adalah kondisi sejauhmana sepasang individu yang saling berhubungan adalah serupa.  Sedangkan Heterofili adalah kondisi yang sebaliknya.  Pada umumnya penyuluh kondisinya berbeda dengan petani sebagai klienya  dan biasanya ia akan memiliki kontak yang paling banyak dengan klien yang serupa atau memiliki kesamaan paling banyak dirinya.  terutama dalam hal status sosial, partisipasi sosial, tingkat pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan, karena memang komunikasi yang effektif akan terjadi ketika kedua belah pihak homofili satu sama lain.  Hal ini sedikit banyak merupakan masalah tersendiri karena biasanya klien yaitu para petani yang paling banyak membutuhkan bantuan penyuluha adalah yang berada di kalangan bawah yang justru memiliki tingkat heterofilipaling tinggi dengan penyuluh.  Untuk mengatasi maslah seperti ini, seorang penyuluh dapat melibatkan orang lain yang dianggap mampu yang berasal daari salah satu dari mereka sebagai semacam kader yang memiliki tingkat kehomofillian yang  lebih tinggi dengan para petani binaan kita sehingga komunikasi dalam aktivitas penyuluhan maupun proses adopsi inovasi akan meningkat effektivitasnya.
6.     Bagaimana kontak Anda selama menjalankan aktivitas penyuluhan dengan para petani?Kontak selama aktivitas penyuluhan sangatlah penting terutama kontak dengan kalangan bawah (lower status).  Para petani yang berada di kalangan bawah pada umumnya kondisinya berbeda dengan kondisi penyuluh, kondisi ini dapat menghalangi effektivitas komunikasi.  Penyuluh yang pada umumnya merupakan karyawan pemerintah biasanya tidak langsung dipercaya oleh klien terutama yang berad di kalangan bawah.  Terlebih lagi pada umumnya petani yang berada di kalangan bawah ini seringkali tidak mempunyai sumberdaya yang diperlukan untuk dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan penyuluh.  Banyak penyuluh yang tidak berusaha untuk melakukan  kontak dengan klien kalangan bawah karena mereka dipandang tidak responsif terhadap usaha-usaha yang dilakukan penyuluh.  Stereotip  ini juga menghambat penyuluh untuk melakukan kontak dengan mereka.   Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar kalangan bawah dan least inovatif client ini lebih banyak kontak dengan penyuluh adalah dengan memilih penyuluh yang mempunyai kemiripan dengan kalangan ini, hal ini dapat dilakukan dengan cara mempekerjakan atau memilih satu satu dari mereka menjadi kader untuk membantu proses komunikasi sehari-hari dan mengeffektifkan aktivitas penyuluhan.
7.     Bagaimana dengan kredibilitas Anda sebagai penyuluh? Dimana-mana kredibilitas sangat penting, keberhasilan Anda sebagai penyuluh salah satunya ditentukan oleh faktor ini.  Walaupun Anda sudah semaksimal mungkin melaksanakan aktivitas penyuluhan tetapi kalau anda dipandang tidak kredibel oleh para petani, maka peluang ketidakberhasilnya juga tinggi.  Sebagaimana yang kita ketahui kredibilitas ada dua yaitu kredibilitaskompetensi (competency credibility) dan kredibilitas keamanan (safety credibilty).   Kredibiltaskompetensi adalah derajat sejauhmana suatu sumber komunikasi atau saluran komunikasi dipandang memiliki pengetahuan dan tingkat keahlian yang tinggi.  Sedangkan kredibilitas keamanan dipandang sebagai derajat suatu sumber  atau saluran komunikasi dipandang aman untuk dipercaya.   Biasanya penyuluh yang berasal dari kalangan mereka sendiri (near-peer) memiliki kredibilitas keamanan yang lebih tinggi.  Idealnya seorang penyuluh harus memiliki kedua kredibilitas tersebut secara seimbang.  Artinya ia boleh saja homofili dengan sistem yang dianut petani binaanya (sosial, ekonomi, kesukuan atau lainya) namun ia harus memiliki heterofili dalam hal kompetensi teknis yang akan didifusikan kepada para petani.
8.     Apakah anda sudah mengikutsertakan para tokoh masyarakat di lokasi binaan anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan? Salah satu yang menentukan keberhasilan penyuluhan adalah sejauhmana ia mampu mengikutsertakan para pemuka masyarakat di lokasi binaanya dalam aktivitas penyuluhan.  Pemuka masyarakat bisa berupa kontak tani, petani maju, tokoh agama, aparat desaataupun tokoh masyarakat lainya.  Penyuluh seperti yang kita ketahui memiliki keterbatasan baik waktu maupun tenaga.  Strategi yang dijalankan adalah dengan memusatkan komunikasi dengan para pemuka masyarakat ini, sehingga dapat mengendalikan keterbatasan sumberdaya penyuluh dan bahkan meningkatkan effektifitas difusi inovasi.  Dengan memanfaatkan bantuan pemuka masyarakat ini penyuluh mendapat perlindungan dari sponsor lokal.  Jaringan pesan dari para pemuka masyarakat ini dianggap kredibel dalam meyakinkan para petani (kelompok ataupun perorangan) untuk mengadopsi suatu inovasi.
Mudah-mudahan dengan memperhatikan beberapa pertanyaan di atas Anda bisa mengevaluasi sejauhmana aktivitas penyuluhan yang sudah dilakukan.  Beberapa pertanyaan tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi dan perencanaan penyuluhan yang lebih effektif dan effisien sehingga kinerja penyuluh sebagai ujung tombak dapat ditingkatkan serta bisa memberikan kontribusi yang berarti dalam pembangunan pertanian.
Saya sangat berterima kasih apabila Anda bisa berbagi pendapat dengan sahabat-sahabat semua disini.  Ada komentar, pendapat maupun kritik atau saran silahkan berbagi disini

Rabu, 12 Oktober 2011

Gas Rumah Kaca,Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Gas Rumah Kaca (GRK)

Berdasarkan Protocol Kyoto ditetapkan 6 jenis gas rumah kaca yang berperan sebagai penyerap energi radiasi matahari yang semestinya energi radiasi matahari tersebut dipantulkan kembali ke ruang angkasa, akan tetapi karena adanya gas-gas rumah kaca tersebut maka energi radiasi matahari tertahan di lapisan atmosfer dan menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas tersebut diantaranya adalah CO2 (Karbon Dioksida), CH4 (Metana), N2O (Nitrogen Oksida), HFCs (Hydrofluorokarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride). Sebenarnya atmosfer bumi sudah memiliki unsur gas rumah kaca alamiah seperti uap air H2O). Tanpa kehadiran gas rumah kaca tersebut maka suhu muka bumi dapat lebih rendah sekitar 20 - 25odaripada suhu bumi saat ini, suatu keadaan yang sangat tidak nyaman bagi mahluk di muka bumi.
Penumpukan gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia menyebabkan daya serap terhadap radiasi matahari di atmosfer semakin bertambah. Proses terjadinya penumpukan energi matahari di atmosfer akibat kehadiran gas-gas rumah kaca tersebut dikenal sebagai efek rumah kaca. Istilah gas rumah kaca dan efek rumah kaca mengacu pada sifat proses terperangkapnya sinar matahari pada penerapan teknologi rumah kaca di negara-negara lintang tinggi. Pada wilayah tersebut rumah kaca dibuat untuk membuat suasana menyerupai daerah tropis dengan suhu dan kelembaban yang terjaga.
Peristiwa efek rumah kaca terjadi karena sinar matahari di atmosfer menggetarkan molekul gas-gas rumah kaca tersebut sehingga energi radiasi matahari terserap oleh molekul tersebut. Celakanya waktu hidup molekul tersebut di atmosfer dapat bertahan dalam waktu yang lama sekitar 150 hingga 200 tahun sehingga dalam waktu yang lama tersebut dapat terus menyerap energi dan terjadi proses efek rumah kaca. Dalam waktu yang lama tersebut efek rumah kaca terus terjadi dan mengakumulasi energi radiasi matahari yang terserap di atmosfer. Karena berat jenis dari molekul gas-gas rumah kaca jauh lebih besar dari berat jenis molekul udara umumnya dan menyebabkan posisi molekul gas-gas rumah kaca tersebut lebih berada di atmosfer bawah maka peristiwa pemanasan global lebih intensif terjadi di lapisan bawah atmosfer atau di permukaan bumi. Dari tahun ketahun konsentrasi gas-gas rumah kaca mengalami peningkatan, tidak hanya secara global akan tetapi konsentrasi gas-gas rumah kaca di Indonesia juga mempunyai kecenderungan naik.

Pemanasan Global

Pemanasan global ditandai kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan bumi dan lautan sejak pertengahan abad ke-20 dan diproyeksikan akan terus berlangsung. Menurut Laporan Kajian ke-Empat oleh IPCC tahun 2007, suhu permukaan global meningkat sebesar 0,74 0,32oC (1,33 0,32 o 

Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan global yang melibatkan unsur aktivitas manusia dan alamiah. Peristiwa alamiah yang memberi pengaruh positif dan negatif pada pemanasan global adalah letusan gunung berapi, dinamika iklim di atmosfer dan lautan serta pengaruh dari luar bumi seperti gejala kosmis dan ledakan di permukaan matahari.

Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia merupakan hasil dari perubahan jumlah dan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer dan juga karena menurunnya daya serap gas-gas rumah kaca yang sudah terdapat di atmosfer bumi. Pada kasus kedua, peristiwa pemanasan global dapat di-mitigasi (dikurangi) dengan menambah daya serap gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Tanda-tanda utama pemanasan global adalah kenaikan suhu muka bumi, peningkatan muka air laut dan melelehnya lapisan es di daratan muka bumi. Kenaikan suhu muka bumi terjadi di darat dan laut yang juga menyebabkan naiknya suhu udara muka bumi. Salah satu akibat kenaikan suhu muka bumi adalah melelehnya lapisan es di muka bumi. Proses melelehnya lapisan es tersebut akan menyebabkan kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut disebabkan oleh dua hal yaitu tambahan volume air di laut akibat aliran lelehan es di daratan dan akibat pemuaian molekul air oleh peningkatan suhu muka laut. Untuk wilayah pesisir, ancaman kenaikan muka air laut akibat pemanasan global dapat terjadi untuk waktu yang sangat lama.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan perubahan baik pola maupun intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan (biasanya terhadap rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian cuaca ekstrim, berubahnya pola musim dan peningkatan luasan daerah rawan kekeringan. Perubahan iklim merupakan perubahan pada komponen iklim yaitu suhu, curah hujan, kelembaban, evaporasi, arah dan kecepatan angin, dan perawanan.

Pengertian perubahan Iklim menurut berbagai sumber : a. UU No. 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. 
b. Pemahaman petani Perubahan Iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering tidak menentu sehingga dapat mengganggu kebiasaan petani (pola tanam) dan mengancam hasil panen.
 
c. Pemahaman nelayan Perubahan iklim adalah susahnya membaca tanda-tanda alam (angin, suhu, astronomi, biota, arus laut) karena terjadi perubahan dari kebiasaan sehari-hari, sehingga nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan jenis tangkapan.
 
d. Pemahaman masyarakat umum Perubahan iklim adalah ketidakteraturan musim.


III.1 Fakta Adanya Perubahan Iklim di Indonesia
Kejadian pemanasan global bukan saja telah mempengaruhi iklim secara global, namun juga mempengaruhi iklim di Indonesia. Berikut ini beberapa data dan fakta terjadinya perubahan iklim di Indonesia.
1. Perubahan Curah Hujan Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan peluang kejadian hujan ekstrim di beberapa wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, peluang kejadian hujan ekstrim dengan intensitas mencapai 500 mm/bulan selama periode tahun 1970 - 1999 meningkat hingga 13%. Padahal, selama periode tahun 1900 - 1929, peluang kejadian hujan ektrim di ketiga wilayah tersebut hanya 3%.
2. Pergeseran Musim Perubahan iklim dapat menyebabkan adanya pergeseran musim. Di Indonesia, musim mengalami pergeseran baik pada awal musim maupun panjang musim. Pergeseran tersebut terjadi dimusim kemarau dan musim hujan, baik maju maupun mundur. Pergeseran musim di Indonesia salah satunya telah teramati di pulau Jawa yang didasarkan pada data pengamatan selama 30 tahun yaitu periode tahun 1971-2000 dan periode tahun 2001-2010. Pergeseran musim di pulau Jawa terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Berdasarkan data pengamatan 30 tahun periode 1971-2000, musim hujan di pulau Jawa mengalami pergeseran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Pola musim hujan di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagian besar mengalami pergeseran maju 3-4 dasarian, di wilayah Tangerang-Banten dan sekitarnya maju 1-2 dasarian dan Jawa Timur bagian timur mengalami pergeseran maju 1-2 dasarian. Sedangkan pola musim hujan yang bergeser mundur terjadi di Banten dan DKI dimana pergeserannya bervariasi antara 1-2 dasarian hingga 3-4 dasarian. Kemudian untuk wilayah Jawa Timur pergeseran mundur 1-2 dasarian.
Selain musim hujan, pergeseran juga terjadi pada musim kemarau seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Pergeseran musim kemarau di pulau Jawa sebagian besar mengalami mundur 1-2 dasarian seperti di daerah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan di beberapa lokasi mundur 3-4 dasarian. Sedangkan pada ZOM 1, 21, 25, 27, 33, 73, 45, 50 dan 63 pola musim kemarau bergeser maju 1-2 dasarian, sedangkan untuk ZOM 60 musim kemarau bergeser maju 3-4 dasarian.
3. Perubahan Suhu Data pengamatan suhu udara rata-rata di Jakarta periode tahun 1956-2001 menunjukkan kecenderungan (trend) naik. Secara rata-rata, suhu udara di Jakarta mengalami peningkatan sebesar 0.7 oC/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan suhu udara bukan hanya terjadi secara global namun juga pada lokasi spesifik seperti Jakarta.

Rabu, 28 September 2011

MENGUKUR NILAI EKONOMIS KEBUTUHAN AIR BAGI TANAMAN PADI SAWAH

Air  merupakan komponen utama bagi kelangsungan proses metabolisme dalam struktur tanaman. Selain pengaruh  radiasi surya, gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah) sangat berperan untuk menunjang proses fotosintesis dan respirasi. Sumber utama cadangan air bagi tanaman adalah dari curah hujan. Curah hujan dapat mempengaruhi tanaman melalui  proses evaporasi (proses kesediaan air pada pori-pori tanah yang menguap karena peningkatan suhu dan radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan air akibat proses evaporasi.
Seperti halnya dengan tanaman lainnya, tanaman padi juga sangat membutuhkan cadangan air yang mencukupi guna menunjang proses fotosintesis dan respirasi.  Disamping itu padi merupakan tanaman yang memerlukan intensitas radiasi panas matahari yang tinggi. Sehingga diperlukan asupan air yang seimbang dengan tingkat penguapannya. Air bagi tanaman, tidak terkecuali untuk padi berfungsi untuk : penyusun tubuh tanaman antara 70% - 90%,sebagai pelarut dan media reaksi biokimia pada jaringan tumbuh, medium perantara senyawa kimia (unsur hara dan nutrisi lainnya), bahan baku proses fotosintesa, dan menjaga keseimbangan suhu agar tetap konstan.
Berapa banyak sebenarnya konsumsi air bagi tanaman padi?
Dari catatan nationalgeographic.com bahwa dari total cadangan air tawar yang ada di seluruh dunia, 21% diantaranya digunakan untuk kegiatan pertanian padi sawah diseluruh dunia.  Jumlah sebanyak air sebanyak itu setara dengan 1350 milyar meter kubik.
Lebih jauh disebutkan bahwa untuk menghasilkan beras sebanyak 0,5 kg (1 pound) air yang dibutuhkan adalah sebanyak 449 galon, atau setara dengan 1700 liter air. Untuk  menghasilkan 1 kg beras, air yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat yaitu sebanyak 3400 liter.  Berapa  kira-kira kebutuhan air untuk menghasilkan beras sebanyak 1 ton :
Beras yang dihasilkan
Air yang dibutuhkan
0,5 kg
1.700
ltr
1,7
M3
1 kg
3.400
ltr
3,4
M3
10 kg
34.000
ltr
34
M3
100 kg
340.000
ltr
340
M3
1.000 kg
3.400.000
ltr
3400
M3
5.000 kg
17.000.000
ltr
17000
M3

Berdasarkan tabel tersebut untuk  menghasilkan beras sebanyak 1 ton diperlukan pasokan air sebanyak 3,4 juta liter atau sebanyak 3400 meter kubik.  Jika dalam satu hektar beras yang ingin kita hasilkan sebanyak 5 ton, maka jumlah air yang harus disediakan sebanyak 17 juta liter (1700 meter kubik). Jumlah air sebanyak ini jika diangkut dengan truk tanki, dibutuhkan sebanyak 1063 unit truk tanki kapasitas 16 kiloliter. 
Kebutuhan  air sebanyak itu jika harus dibeli, berapa biaya yang harus disediakan petani untuk menanam padi? Jika per liternya air harus dibeli dengan harga Rp.1 saja, petani harus menyediakan biaya setidaknya Rp.17.000.000,- untuk memenuhi kebutuhan air sawah.  Ditambah dengan ongkos produksi lainnya maka biaya produksi menanam padi sawah diperkirakan akan membengkak hingga mencapai diatas 20 juta rupiah per hektar.
Namun faktanya kita tidak melakukannya, pasokan air baik dari irigasi, maupun dari curah hujan untuk areal sawah nyatanya masih tidak berbayar alias gratis. Namun jika pengelolaan sumberdaya air ini salah urus, bukan hal yang mustahil ke depannya kita harus menghadapi kenyataan di atas. Dimana kita harus benar-benar membeli air untuk mengairi tanaman padi sawah.   Untuk menghindari kerugian dari besarnya biaya sosial yang harus ditanggung, maka perlu antisipasi dalam hal pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air secara efisien dan lestari. Fenomena kekeringan dan banjir merupakan salah satu potret bahwa masih terdapat kekurangberesan dalam pengelolaan sumberdaya air ini.
Beberapa hal yang perlu segera diperbaiki dalam manajemen sumberdaya air ini yang terkait langsung dengan praktek budidaya tanaman padi sawah diantaranya :
1.      Penerapan teknologi budidaya yang hemat air, diantaranya dengan menggunakan sistem pengairan berselang.
2.      Perbaikan atau rehabilitasi sarana dan prasarana pengairan/irigasi. Termasuk pembuatan dan perlindungan bangunan penahan air seperti embung,dam, bendungan dan situ.
3.      Menanam tanaman penahan air, dengan menggunakan metode reklamasi lahan kritis dan intensifikasi kegiatan reboisasi.  
4.      Perlindungan dan pelestarian lingkungan kawasan resapan air, diantaranya dengan melakukan perlindungan terhadap vegetasi termasuk didalamnya kawasan hutan.
5.      Perbaikan sanitasi dan drainase saluran pengairan
Dengan melihat besarnya resiko yang dihadapi, maka sejatinya pengelolaan aspek sumberdaya air ini harus dilakukan serius dan berkelanjutan. Karena pengaruh yang ditimbulkan oleh dampak buruk masalah pengairan, bukan hanya mengancam eksistensi kelestarian lingkungan, namun juga dapat mengancam eksistensi keberlangusungan kehidupan manusia untu masa yang akan datang.

Penulis : Dandan Hendayana,SP (Penyuluh BP4K Cianjur)

Berita Kita

Posting Populer