Selama hidup manusia sampai saat ini, proses pemenuhan kebutuhan pangan merupakan sebuah peradaban yang sama tuanya dengan peradaban manusia itu sendiri. Sejarah pencarian bahan makanan telah ada sejak manusia muncul di atas muka bumi ini.
****
Pada jaman pra sejarah tidak jarang pergulatan pemenuhan kebutuhan pangan telah menimbulkan krisis pangan. Karena kebutuhan pangan manusia lebih besar dari yang disediakan alam. Ditandai dengan perubahan proses ikhtiar yang dilakukan dari berburu dan nomaden, berubah dengan cara menetap dan teknik budidaya. Hal ini memperlihatkan usaha antisipasi krisis pangan telah muncul sejak jaman pra sejarah. Teknik budidaya itu sendiri sampai sekarang terus berkembang, tetapi kenyataannya problem pangan tak juga berhenti. Dalam catatan sejarah krisis pangan pernah terjadi di eropa (Yunani dan Romawi), penduduk sampai berdoa pada dewa untuk meminta pangan. Sejarah krisis pangan di dalam Starving Nations The Story : History of the food crisis menunjukan berbagai faktor penyebab dari beberapa kasus krisis pertanian, krisis pangan, dan kelaparan dunia.
Tahun 1315 dan 1317
Pada masa itu Eropa mengalami kelaparan yang kemudian disebut sebagai the great famine (kelaparan paling parah). Masa itu tercatat sebagai saat krisis pangan yang akut sehingga menimbulkan kelaparan yang parah. Kelaparan ini disebabkan oleh hujan lebat yang terus menerus sehingga panen dan pengolahan tanah tidak memungkinkan dilakukan. Tahun 1317 kelaparan mencapai puncaknya, hewan yang biasanya dipakai untuk mengolah tanah disembelih untu dijadikan sebagai sumber pangan. Anak-anak muda dibuang oleh orang tuanya yang putus asa karena kelaparan. Krisis pangan mulai berakhir setelah musima panas tahun 1317 , cuaca mulai membaik dan tanaman bisa kembali dibudidayakan. Setidaknya 10% sampai 15% penduduk eropa mati akibat kelaparan dan berbagai penyakit yang muncul dan gizi buruk.
Tahun 1932-1933
Catatan sejarah krisis pangan lainnya terjadi di Ukraina pada awal dekade 1930-an. Krisis ini telah mengakibatkan sekitar 7 juta warga Ukraina (25% dari populasi penduduk Ukraina) meninggal dunia karena kelaparan dan malnutrisi. Krisis pangan di Ukraina ini lebih tepat diakibatkan oleh kekejaman penguasa dibandingkan dengan pengaruh bencana alam. Setelah rezim komunis berkuasa di Rusia, mereka berusaha menguasai sejumlah negara tetangga. Pada tahun 1924 Joseeph Stalin berkuasa, dia menekan pendudukan Ukraina yang ingin memerdekakan diri. Stalin menaikan kuota pangan dalam program pangan yang diserahkan ke negara. Tahun 1932 pengumpulan pangan di Ukraina dinaikan hingga 44%. Akibat kebijakan tersebut warga Ukraina mengalami kelaparan parah, karena bantuan dari luar tidak mungkin dilakukan. Tentara Rusia menjaga perbatasan Ukraina untuk menutup bantuan pangan ke wilayah itu. Pada tahun 1933 dalam sehari ada 25.000 orang tewas.
Tahun 1943
Krisis pangan berikutnya terjadi di kawasan Benggala (India), krisis ini bermula dari bencana angin ribut pada tahun 1942. Banyak wilayah penghasil pangan mengalami kerusakan parah, dan bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia II yang membutuhkan pasokan pangan dalam jumlah besar. Penguasa Inggris lebih memilih mengirim pangan asal Benggala itu ke Inggris atau kepada tentara India yang bertugas di timur tengah. Para pedagang ikut berperan dengan menaikan harga, akibatnya terjadi inflasi yang tinggi. Akibat krisis pangan ini setidaknya 1,5 juta sampai 3 juta warga Benggala meninggal selama masa itu. Kejadian di India ini merupakan gabungan dari bencana alam dan pengabaian kenyataan kelaparan oleh penguasa.
Tahun 1958 – 1961
Terjadi krisis pangan hingga kelaparan di China, kejadian ini bermula ketika Mao aktif membangun industri logam di China. Warga China dipaksa bekerja di koperasi dan tanah-tanah negara. Untuk makin mendorong warga, pemerintah memberi pangan gratis bagi mereka yang bekerja. Jumlah kematian selama tiga tahun mencapai 14 – 26 juta orang. Situasi ini parah karena China mengabaikan sektor pertanian dan membuat laporan-laporan palsu mengenai data-data produksi.
Tahun 1972
Pada kurun waktu ini setidaknya ada jutaan warga dari 40 negara yang mengalami kelaparan. Kondisi ini disebabkan oleh stok pangan dunia yang sangat rendah sebagai akibat panen disejumlah tempat tidak memuaskan. Sehingga negara produsen menutup pintu ekspor bahan pangan ke luar negeri.
Tahun 1995-1997
Diduga bermula pada tahun 1995 – 1997 masih terjadi hingga saat sekarang kelaparan di Korea Utara yang diperkerikakan merenggut 3 juta jiwa warganya. Kelaparan ini bermula ketika China dan Soviet tidak lagi memberikan bantuan subsidi pangan, sehingga secara keseluruhan pasokan pangan menurun drastis. Kasus di Korea Utara ini mirip dengan China yang tengah berusaha menstransformasi ekonomi dari negara pertanian ke negara industri.
Sejumlah krisis pangan menunjukan bahwa problem kekurangan pangan tidak hanya menyebabkan banyak warga yang tewas di suatu negara. Akibat pembukaan pasar global serta tidak imbangnya jumlah populasi dengan jumlah produksi pangan yang tersedia. Krisis pangan dapat dengan cepat menyebar ke negara lain. Krisis pangan global sempat memanas pada akhir tahun 2008 ketika stok pangan dunia semakin menipis. Pada tahun 2008 terjadi kenaikan harga pangan sangat tinggi secara rata-rata harga pangan dunia naik 20% dan pada saat yang bersamaan negara produsen menutup kran ekspor. Hingga negara-negara yang tergantung pada impor kesulitan untuk mendapatkan pangan. Krisis pangan tahun 2008 terjadi mulai dari Kamerun, Haiti, Bangladesh, Mesir, hingga Filipina. Krisis politik yang terjadi di Arab juga disebabkan oleh krisis pangan yang terjadi di sejumah negara di kawasan itu.
Karen M.Jetter dari Pusat Isu-isu Pertanian Universitas California, dalam salah satu makalahnya menjelaskan, bahwa krisis pangan yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh sejumlah hal; seperti kegagalan panen disejumlah negara produsen pangan, produksi bioenergi meningkat (yang berarti mengalihkan pasokan bahan pangan untuk bahan baku energi), peningkatan bahan bakar, dan perubahan pertumbuhan ekonomi domestik dan global.
Sejarah krisis pangan yang telah terjadi di beberapa negara mengingatkan pada kita bahwa penyebab kekurangan pangan di dunia dapat disebabkan oleh ; jumlah populasi penduduk dunia yang meningkat, cuaca yang buruk, dan kesalahan manajemen pertanian dari pemerintah. Faktor populasi dan cuaca merupakan faktor yang bersifat eksogen, sedangkan faktor kesalahan manajemen pemerintah merupakan faktor yang sepenuhnya dapat dikendalikan pemerintah tentang bagaimana seharusnya mengelola pangan untuk masyarakat. Perubahan struktur ekonomi dari agraris menjadi ekonomi industri yang berorientasi pasar global, hendaknya diimbangi dengan penekanan pada penguatan pondasi untuk kebutuhan pangan. untuk itu kalimat “ sejarah kembali berulang “ perlu dicamkan karena dengan memahami sejarah kita bisa memahami krisis pangan yang tengah terjadi dan mengupayakan solusinya.(dh.bp4k.cianjur/24/8/11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar